Sunday, September 11, 2011 1 komentar

Tokoh-tokoh Sejarah Hindu-Buddha dan Islam

Tokoh-tokoh sejarah masa kerajaan Hindu di Indonesia
  1. Aswawarman adalah raja Kutai kedua. Aswawarman dipandang sebagai pembentuk dinasti raja yang beragama Hindu.
  2. Mulawarman adalah raja yang terkenal memberi hadiah 1.000 ekor lembu kepada brahmana
  3. Purnawarman merupakan raja Tarumanegara kerajaan tertua kedua setelah Kerajaan Kutai.      Dalam Prasasti Ciaruteun terdapat jejak tapak kaki seperti tapak kaki Wisnu dan dinyatakan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman.
  4. Airlangga adalah Raja Kahuripan memerintah pada tahun 1019-1049. Airlangga sebenarnya putera raja Bali. Beliau dijadikan menantu oleh Raja Darmawangsa. Airlangga merupakan gelar yang diterima karena beliau berhasil mengendalikan air sungai Brantas sehingga bermanfaat bagi rakyat. Ketika sudah tua, Airlangga mengundurkan diri dari pemerintahan dan pergi ke gunung untuk menjadi petapa bergelar Jatiningrat. Dalam patung-patung lama, beliau sering digambarkan sebagai penjelmaan Wisnu yang mengendarai garuda.
  5. Jayabaya adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri memerintah tahun 1135-1157 M.  Namanya selalu dikaitkan dengan Jangka Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa. Pujangga-pujangga keraton berhasil menyusun kitab Bharatayudha ditulis oleh Empu Sedah dan diselesaikan oleh Empu Panuluh. Kitab Bharatayudha itu dimaksudkan untuk mengabadikan kebesaran raja dan memperingati kemenangan-kemenangan Raja Jayabaya
  6. Ken Arok adalah pendiri kerajaan Singasari.Beliau juga menjadi cikal bakal raja-raja Majapahit. Mula-mula Ken Arok mengabdi kepada Awuku Tunggul Ametung di Tumapel. Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Kemudian ia memperistri Ken Dedes menjadi penguasa di Tumapel. Para brahmana menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel  tahun 1222. Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. Tahun 1227 dibunuh oleh suruhan Anusapati, anak tirinya.

Tokoh-tokoh sejarah masa kerajaan Buddha di Indonesia
  1. Balaputradewa memerintah Sriwijaya sekitar abad ke-9 atau ke-10 Masehi. berasal dari keluarga Syailendra, yang berkuasa di Pulau Jawa mulai sekitar tahun 750. Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya bernama Tara. bergelar Sri Wirawairimathana.
  2. Sakyakirti adalah mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan Sriwijaya. Menurut kesaksian I-Tsing, Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha. Ada lebih dari seribu pendeta yang belajar agama Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah berdiri sebuah perguruan Buddha yang hubungan baik dengan perguruan Buddha yang ada di Nalanda, India.
  3. Kertanegara adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Beliau adalah cicit Ken Arok. memerintah tahun 1268-1292. Bergelar Maharajadhiraja Sri Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.  Kertanegara menganut agama Buddha Tantrayana. Tahun 1275 Kertanegara mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya, dikenal dengan ekspedisi Pamalayu. Pemerintahan Kertanegara berakhir ketika diserang oleh Jayakatwang dari Gelang-gelang. Setelah Kertanegara gugur, seluruh kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.

Tokoh-tokoh sejarah masa kerajaan Islam
  1. Tokoh-tokoh sejarah Islam di Sumatra 
  2. Sultan Malik Al-Saleh adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Sebelum menjadi raja bergelar Merah Sile atau Merah Selu.Beliau adalah putera Merah Gajah. Merah Selu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang Syarif Mekah. Setelah masuk Islam, diberi gelar Sultan Malik Al-Saleh atau Sultan Malikus Saleh. Wafat pada tahun 1297
  3. Sultan Ahmad adalah sultan Samudera Pasai yang ketiga. Bergelar Sultan Malik Al-Tahir II. Pada masa pemerintahan beliau, Samudera Pasai dikunjungi oleh seorang ulama Maroko, yaitu Ibnu Battutah. Ibnu Battutah mendapat tugas dari Sultan Delhi, India untuk berkunjung ke Cina. Dalam perjalanan ke Cina Ibnu Battutah singgah di Samudera Pasai. Ibnu Battutah menceritakan bahwa Sultan Ahmad sangat memperhatikan perkembangan Islam. Sultan Ahmad selalu berusaha menyebarkan Islam ke wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Samudera Pasai. Beliau juga memperhatikan kemajuan kerajaannya.
  4. Sultan Alauddin Riyat Syah adalah sultan Aceh ketiga. Memerintah tahun 1538-1571. Dengan bantuan Kerajaan Turki Usmani, Aceh dapat membangun angkatan perang yang baik. Sultan Alauddin Riyat Syah mendatangkan ulama-ulama dari India dan Persia. Ulama tersebut mengajarkan agama Islam di Kesultanan Aceh. Beliau juga mengirim pendakwah-pendakwah masuk ke pedalaman Sumatera, Mendirikan pusat Islam di Ulakan, dan membawa ajaran Islam ke Minang Kabau dan Indrapura. Wafat pada tanggal 28 September 1571.
  5. Sultan Iskandar Muda adalah sultan Aceh yang ke-12. Memerintah tahun 1606-1637. Mendirikan Masjid Baiturrahman. Mendirikan pusat pendidikan Islam atau dayah.Pada masa inilah, di Aceh hidup seorang ulama yang sangat terkenal, yaitu Hamzah Fansuri. Disusun sistem perundang- undangan yang disebut Adat Mahkota Alam. Sultan Iskandar Muda juga menerapkan hukum Islam dengan tegas dengan menghukum rajam puteranya sendiri. Ketika dicegah melakukan hal tersebut beliau mengatakan, “Mati anak ada makamnya, mati hukum ke mana lagi akan dicari keadilan.” Setelah beliau wafat, Aceh mengalami kemunduran

Tokoh-tokoh sejarah Islam di Jawa
  1. Sunan Gresik dikenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim, Maulana Magribi atau Syekh Magribi, dan Jumadil Kubra. Pendiri pondok pesantren pertama di Indonesia. Wafat pada tahun 1419 dan dimakamkan di Gresik
  2. Sunan Ampel Nama aslinya adalah Raden Rahmat. Putra Maulana Malik Ibrahim. Lahir di Campa, Aceh sekitar tahun 1401. Sunan Ampel mendirikan dan mengasuh pesantren di Ampel Denta,  dekat Surabaya. Sunan Ampel merancang kerajaan Demak. Mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak. Wafat pada tahun 1481 dimakamkan di daerah Ampel. Murid-murid yang terkenal: 
      1. Raden Paku (Sunan Giri)
      2. Raden Fatah (raja/sultan pertama kerajaan Demak) 
      3. Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) 
      4. Syarifuddin (Sunan Drajat)
      5. Maulana Ishak.
  3. Sunan Bonang adalah penyebar Islam di pesisir utara Jawa Timur. Putra dari Sunan Ampel. Nama lain beliau adalah Maulana Makdum Ibrahim atau Raden Ibrahim. Dianggap sebagai pencipta gending (lagu) pertama dalam rangka siar agama Islam. Sunan Bonang dan wali-wali lainnya, menggunakan wayang dan musik gamelan sebagai sarana dakwah Islam. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu-lagu untuk kegiatan dakwah yang dikenal dengan nama Tembang Durma. Sunan Bonang wafat tahun 1525 dimakamkan di Tuban, Jawa Timur
  4. Sunan Giri (Raden Paku) adalah ulama yang menyebarkan agama di daerah Blambangan. Beliau saudara Sunan Gunung Jati. Nama asli Raden Paku, dikenal juga dengan nama Prabu Satmata. Ketika remaja beliau belajar agama di Pondok Pesantren Ampel Denta yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Bersama Sunan Bonang, memperdalam ilmu agama di Pasai. Setelah kembali dari Pasai, mendirikan pesantren di daerah Giri. Sunan Giri mengirim juru dakwah terdidik ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa, antara lain Madura, Bawean, Kangean, Ternate, dan Tidore. Mendidik anak anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agamis, misalnya melalui permainan, seperti : Jelungan, Jamuran, Gendi Ferit,Gula Ganti, Cublak-cublak Suweng, dan Ilir-ilir. menjadi pemimpin masyarakat di daerah Giri. Daerah yang dipimpinnya kemudian berkembang menjadi kerajaan kecil yang bernama Kerajaan Giri. Bergelar Sultan Abdul Faqih. Wafat pada tahun 1506. Beliau dimakamkan di Bukit Giri, Gresik.
  5. Sunan Drajat (Syarifudin) adalah penyebar agama Islam di daerah Sedayu,Gresik,  Jawa Timur. putra Sunan Ampel dan adik Sunan Bonang. Nama asli Raden Kosim atau Syarifuddin. Masyarakat mengenalnya sebagai Sunan Sedayu. Untuk melancarkan kegiatan dakwah, Sunan Drajat menciptakan satu jenis lagu yang disebut gending pangkur. Beliau menjadikan Sedayu sebagai wilayah penyebaran dakwahnya.
  6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid) Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Syahid mendapat julukan Syek Malaya putra seorang bupati Tuban, yang bernama Raden Sahur Tumenggung Wilatikta. Menjadi penasihat Kesultanan Demak. Sunan Kalijaga memiliki pengetahuan luas dalam bidang kesenian dan kebudayaan Jawa. Menggunakan wayang dan gamelan sebagai sarana dakwah. Sunan Kalijaga mengarang cerita wayang yang bernafaskan Islam. Berjasa dalam mengembangkan seni ukir, seni busana, seni pahat, dan kesusastraan. Salah satu karya beliau yang terkenal adalah lagu Ilir-ilir yang berisi ajakan untuk masuk Islam.
  7. Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)adalah putera Raden Umar Haji, penyebar agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Timur. Nama asli beliau adalah Ja’far Sadiq. biasa dipanggil Raden Undung. Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Sunan Kudus juga menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus. Beliau menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama. dianggap sebagai pendiri Masjid Raya Kudus. Masjid Kudus memiliki menara yang indah. Oleh karena itu, masjid tersebut terkenal dengan nama Masjid Menara Kudus. Wafat pada tahun 1550 dan dimakamkan di kota Kudus.
  8. Sunan Muria (Raden Umar Said) adalah putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya Raden Umar Said. Ciri khas Sunan Muria adalah menyiarkan agama Islam di desa-desa terpencil. Mendidik rakyat di sekitar Gunung Muria. Menyiarkan agama Islam dengan mengadakan kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa. Menciptakan Tembang Sinom dan Kinanti sebagai saran dakwah.
  9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat. Ibunya, Nyai Larang Santang, putri Prabu Siliwangi. Ayahnya, Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), bangsawan Arab. Nama kecil beliau adalah Syarif Hidayatullah. Memilih berdakwah ke Jawa, daripada menetap di Arab. Menggantikan Raden Walangsungsang kedudukannya. Berhasil meningkatkan Cirebon menjadi sebuah kesultanan. Berusaha mempengaruhi Kerajaan Pajajaran yang belum menganut Islam. Mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Banten diserahkan kepada Putranya, Sultan Maulana Hasanuddin. Wafat pada tahun 1570 dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat

    Tokoh-tokoh sejarah Islam di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku 
  1. Ada tiga mubalik asal Minangkabau yang merintis penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. 'Mereka adalah : 
    1. Dato ri Bandang (Abdul Makmur Khatib Tunggal),
    2. Dato ri Patimang (Sulaiman Khatib Sulung), 
    3. Dato ri Tiro (Jawad Khatib Bungsu).
  2. Sultan Alauddin adalah raja Gowa ke-14. Beliau adalah raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam.  Beliau masuk Islam bersamaan dengan raja Tallo. Raja Tallo tersebut sekaligus menjadi Mangkubumi Kerajaan Gowa. Setelah masuk Islam, raja Tallo itu dinamai Sultan Abdullah Awwal al-Islam. Setelah Sultan Alauddin dan Mangkubuminya Sultan Abdullah Awwal al-Islam masuk Islam, berangsur-angsur rakyat Gowa-Tallo juga di-islamkan. Sultan Alauddin juga berusaha menyebarkan Islam ke kerajaan tetangganya. Kerajaan-kerajaan yang berhasil di-islam-kan antara lain : Kerajaan Soppeng (1607), Wajo (1610), Bone (1611). Beliau masih melanjutkan penyebaran Islam ke Buton, Dompu (Sumbawa), dan Kengkelu (Tambora, Sumbawa).
  3. Tuan Tunggang Parangan adalah ulama yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur. Berkat ajaran Tuan Tunggang Parangan, Raja Aji Mahkota memeluk Islam. Tuan Tunggang Parangan diikuti oleh putranya, Ai Di Langgar, yang menggantikan kedudukannya. Keislaman Raja Mahkota diikuti juga oleh pangeran, hulubalang, dan seluruh rakyat Kutai. Penduduk yang enggan masuk Islam semakin terdesak masuk ke pedalaman.
  4. Zainal Abidin adalah raja Kerajaan Ternate (1486-1500). Beliau pernah pergi ke Giri, untuk belajar agama Islam. Beliau mendirikan pesantren dan mendatangkan guru-guru (ulama dari Jawa). Zainal Abidin juga berusaha menyebarkan Islam lewat ekspansi kekuasaannya.
0 komentar

Sejarah Mengapa 1 Menit = 60 Detik

Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, jadi mereka berhitung dengan basis 60 atau disebut juga Sexagesimal.

Alasan kenapa digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6.

Jadi dengan mudah kita bisa terbayang: 1/2 jam = 30 mnt, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit, dst. Bayangkan kalau satu jam = 100 menit, berarti 1/3 jam = 33,333 mnt??? Kalo kata orang, itu ngga bunyi …

Kalo kata matematisnya, 60 itu highly composite number, atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.

Detik
Detik atau sekon adalah satuan waktu dalam SI (Sistem Internasional, lihat unit SI) yang didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin.

Dalam penggunaan yang paling umum, satu detik adalah 1/60 dari satu menit, dan 1/3600 dari satu jam.

Sejarahnya
Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "second minute" (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama dikenal sebagai "prime minute" (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang.

Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di dalam satu menit.

Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60).

Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.

Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan sebagai standar waktu.

Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke-18 dan 19.

Dengan demikian detik didefinisikan sebagai 1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.

Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris.

Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.

Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.

Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.

Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom.

Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai

Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.

Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat

Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.

Setiap orang wajib tahu waktu, oleh karena itu mari kita pelajari konversi atau perubahan waktu berikut ini :

1 Detik = Sama Dengan Seper 60 Menit (1/60 Detik)
1 Menit = Sama Dengan 60 Detik
1 Jam = Sama Dengan 60 Menit
1 Jam = Sama Dengan 3.600 Detik
1 Hari = Sama Dengan 24 Jam
1 Hari = Sama Dengan 1.440 Menit
1 Hari = Sama Dengan 86.400 Detik
1 Minggu = Sama Dengan 7 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 28 Sampai 31 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 4 Minggu
1 Caturwulan Atau Cawu = Sama Dengan 4 Bulan
1 Semester = Sama Dengan 6 Bulan
1 Tahun = 365 Sama Dengan Hingga 366 Hari
1 Tahun = Sama Dengan 12 Bulan
1 Dasawarsa = Sama Dengan 10 Tahun
1 Abad = Sama Dengan 100 Tahun
sumber: http://terselubung.blogspot.com/2011/09/sejarah-mengapa-1-menit-60-detik.html
 
;