Monday, May 7, 2012 3 komentar

BAB 9. Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

  1. Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi.
  2. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh. 
  3. Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan lewat perundingan-perundingan. 
  4. Pertempuran mempertahankan kemerdekaan
    1. Pertempuran 10 November di Surabaya 
      1. 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya di bawah komando Brigjen A.W.S Mallaby. 
      2. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran (tawanan perang). 
      3. 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok dan berhasil membebaskan Kolonel Huiyer,seorang perwira angkatan laut Belanda yang ditawan 
      4. 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia. 
      5. 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu. 
      6. Komandan Sekutu menghubungi Presiden Sukarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris dari bahaya kehancuran. 
      7. Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta, Amir Syarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenangkan keadaan. 
      8. 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak. 
      9. Kesepakatan tersebut dilanggar dan terjadi pertempuran yang mengakibatkan terbununhnya Mallaby 
      10. 9 November 1945, pimpinan sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. 
      11. Isi ultimatum itu adalah: “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan, kemudian menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas waktu ultimatum tersebut adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara”. 
      12. Seluruh rakyat menolak ultimatum tersebut dan pada tanggal 10 November 1945 terjadilah pertempuran di bawah pimpinan Bung Tomo. 
      13. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.  
    2. Pertempuran Ambarawa 
      1. 20 Oktober 1945 pasukan sekutu di bawah pimpinan BrigJend Bethel mendarat di Semarang.            
      2. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang di Magelang dan Ambarawa 
      3. Tawanan yang dibebaskan dipersenjatai oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), yaitu pemerintahan peralihan Belanda. 
      4. Sekutu meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November 1945. 
      5. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. 
      6. Di desa Jambu, pasukan Sekutu dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo. 
      7. Di desa Ngipik, pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno. 
      8. 20 November-15 Desember 1945 terjadi perang di Ambarawa di bawah komando Mayor Androngi, Mayor Soeharto, dan Mayor Sarjono 
      9. Pimpinan pasukan diambil alih oleh Kolonel Sudirman 
      10. 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke Ambarawa. 
      11. 15 Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang.  Untuk memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. Dan di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa. 
    3. Pertempuran Medan Area 
      1. 9 Oktober 1945 Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan (Sumatera Utara) 
      2. Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. 
      3. Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan. 
      4. Kelompok tawanan dibentuk menjadi “Medan Batalyon KNIL”. 
      5. Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. 
      6. 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur yang beranggotakan para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir. 
      7. 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan. 
      8. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang pemuda.  
      9. Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia) 
      10. 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.” 
      11. Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihat batas-batas kekuasaan mereka. 
      12. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan Area. 
      13. Jenderal T.E.D Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. 
      14. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947. 
    4. Bandung Lautan Api 
      1. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. 
      2. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara Jepang. 
      3. 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum (peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. 
      4. Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. 
      5. Sejak saat itu sering terjadi bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung Selatan. 
      6. Bandung Utara dikuasai sekutu 
      7. 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. 
      8. Mereka menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI (Tentara Republik Indonesia) mengosongkan kota Bandung bagian selatan. 
      9. sejak 24 Januari 1946, TKR telah berubah namanya menjadi TRI. 
      10. Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung Selatan. 
      11. Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah. 
      12. Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh. 
      13.  Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung. 
      14. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan oleh para pejuang. 
      15. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.  
      16. Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang Mohammad Toha 
    5. 12 November 1946, Pertempuran Margarana yang dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai di Bali 
    6. 3 November 1946, Pertempuran di Sulawesi Selatan yang dipimpin Robert Wolter Mongisidi. 
    7. awal bulan Januari 1947, Pertempuran lima hari lima malam di Palembang. 
    8. 5 Januari 1947, Pertempuran laut di Teluk Cirebon yang menenggelamkan Kapal Perang RI, Gajah Mada. 
    9. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Suharto. 
  5. Usaha Perdamaian dan Agresi  Militer Belanda
    1. Perjanjian Linggarjati
      1. 10 November 1946 diadakan perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Linggajati sebelah selatan Cirebon. 
      2. Dalam perundingan itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir. Sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Van Mook. 
      3. 15 November 1946, hasil perundingan diumumkan dan disetujui oleh kedua belah pihak. 
      4. Secara resmi, naskah hasil perundingan ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947. 
      5. Hasil Perjanjan Linggajati sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. 
      6. isi perjanjian Linggajati :
        1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa,Madura, dan Sumatera. 
        2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat yang terdiri atas:
          1. Negara Republik Indonesia, 
          2. Negara Indonesia Timur, dan 
          3. Negara Kalimantan. 
        3.  Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda.
    2.  Agresi Militer Belanda I
      1. 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia. Tindakan ini melanggar Perjanjian Linggajati. 
      2. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 
      3. Akibatnya wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin kecil. 
      4. Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I. 
      5. Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia internasional. 
      6. Wakil-wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda ke wilayah Republik Indonesia. 
    3. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)
      1. 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar pihak Indonesia dan Belanda menghentikan tembak-menembak.      
      2.  4 Agustus 1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. Gencatan senjata adalah penghentian tembak-menembak di antara pihak-pihak yang berperang.
      3. PBB membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda dengan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri atas: 
        1. Australia, dipilih oleh Indonesia; 
        2. Belgia, dipilih oleh Belanda; 
        3.  Amerika Serikat, dipilih oleh Australia dan Belanda 
      4. Perundingan dilakukan di atas kapal Renville, yaitu kapal Angkatan Laut Amerika Serikat. Oleh karena itu, hasil perundingan ini dinamakan Perjanjian Renville.
      5. Dalam perundingan itu Negara Indonesia, Belanda, dan masing-masing anggota KTN diwakili oleh sebuah delegasi.
        1. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin. 
        2. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. 
        3. Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby. 
        4. Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland. 
        5. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
      6. Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut : 
        1. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera. 
        2. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.
      7. Hasil Perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia menjadi semakin sempit
    4. Agresi Militer Belanda II
      1. 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik Indonesia.         
      2. Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda. 
      3. sejak 4 Januari 1946, lbu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. 
      4. Belanda mengerahkan angkatan udaranya 
      5. Lapangan Udara Maguwo tidak dapat dipertahankan. Akhirnya Yogyakarta direbut Belanda.            
      6. Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Suryadarma ditangkap Belanda.
      7. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka.   
      8. Sebelum tertangkap, Presiden Sukarno telah mengirim mandat lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera. 
      9. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi.
      10. Negara-negara di Asia seperti India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan Konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka mendesak agar: 
        1. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta, dan 
        2. Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia. 
      11. Belanda tidak memperdulikan desakan itu. Belanda baru bersedia berunding setelah Dewan Keamanan PBB turun tangan.
    5. Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan 
      1. Perjanjian Rum-Royen 
        1. disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1949. 
        2. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum, sedangkan pihak Belanda dipimpin oleh Dr. van Royen. 
        3. Anggota delegasi Indonesia lainnya ialah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono lX.
        4. Isi Perjanjian Rum-Royen adalah sebagai berikut. 
          1. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta 
          2. Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik. 
          3. Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.   
          4. Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB, antara Belanda dan Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta. 
      2. Konferensi Meja Bundar 
        1.  23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. 
        2. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II. 
        3. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen. Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.   
        4. Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah sebagai berikut. 
          1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949. 
          2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda. 
          3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda. 
        5. Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan rakyat Indonesia. 
      3. Pengakuan Kedaulatan 
        1. 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS. 
        2. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. 
        3. Di Den Haag Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil Negeri Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia. 
        4. Sedangkan dalam upacara pengakuan kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX. 
        5. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.
Monday, April 30, 2012 0 komentar

Bab 8. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia


  1. Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). 
  2. Jenderal Terauchi adalah Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara. 
  3.  Terauchi mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. 
  4. Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang. 
  5. Bom atom pertama dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945. 
  6.  Bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. 
  7.  Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
  8. Berita tentang kekalahan itu sangat dirahasiakan oleh Jepang. Semua radio disegel oleh pemerintah Jepang. 
  9. Tokoh pergerakan yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang kekalahan Jepang adalah Sutan Syahrir 
  10. Pada tanggal 14 Agustus 1945 sore, Sutan Syahrir sudah menunggu kedatangan Mohammad Hatta dari Dalat dan mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh PPKI. 
  11. Menurut Syahrir, Negara Indonesia yang lahir dengan cara demikian akan dicap oleh Sekutu sebagai negara buatan Jepang. 
  12. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sore, para pemuda kembali menemui Bung Hatta dan mendesak agar beliau jangan menyetujui proklamasi di hadapan PPKI, karena menurut mereka hal itu berbau Jepang. 
  13. Malamnya, sekitar pukul 20.00, golongan muda revolusioner mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur. 
  14. Rapat ini antara lain dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono, Armansyah, dan Kusnandar. 
  15. Dalam rapat itu golongan muda menegaskan pendirian mereka. Mereka berpendirian bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan urusan rakyat Indonesia sendiri. Kemerdekaan tidak dapat digantungkan kepada orang lain dan negara lain. 
  16. Rapat juga memutuskan tuntutan agar Proklamasi Kemerdekaan dinyatakan oleh Ir. Sukarno pada keesokan harinya (16 Agustus 1945). 
  17. Keputusan rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 sore, disampaikan oleh Wikana dan Darwis kepada Sukarno 
  18. Setelah mengetahui pendirian golongan tua, golongan muda mengadakan rapat lagi menjelang pukul 24.00. 
  19. Mereka melakukan rapat di Asrama Baperpi, Cikini 71, Jakarta. Rapat tersebut selain dihadiri mereka yang mengikuti rapat di Pegangsaan Timur, juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi, dan Sodancho Singgih. 
  20. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta ke luar kota. Tempat yang dipilih adalah Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di sebelah timur Jakarta. 
  21. Tujuan “penculikan” itu adalah menjauhkan kedua pemimpin nasional itu dari pengaruh Jepang. 
  22. Bung Karno menyatakan bersedia melaksanakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. 
  23. Golongan tua dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta. 
  24. Golongan tua diwakili Mr. Ahmad Subarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. 
  25.  Laksamana Maeda, bersedia menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. 
  26. Maeda adalah seorang Perwira penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang 
  27. Jusuf Kunto, dari pihak Pemuda mengantar Ahmad Subarjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Sukarno-Hatta. 
  28. Semula para pemuda tidak mau melepas Sukarno-Hatta. Ahmad Subarjo memberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus keesokan harinya, selambat-lambatnya pukul 12.00. Bila hal tersebut tidak terjadi, Ahmad Subarjo rela mempertaruhkan nyawanya. 
  29. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta setempat, Cudanco Subeno, bersedia melepaskan Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta. 
  30. Sukarno-Hatta bersama Laksamana Maeda menemui Mayjen Nishimura untuk berunding. Nishimura tidak mengizinkan proklamasi kemerdekaan. 
  31. Naskah Proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. 
  32. Perumusan teks proklamasi dilakukan di dalam ruang makan oleh Sukarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo. 
  33. Sukarno menulis rumusan proklamasi tersebut. 
  34. Setelah terjadi kesepakatan bersama, teks proklamasi selanjutnya diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. 
  35. Teks proklamasi yang sudah diketik ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. 
  36. Proklamasi kemerdekaan dilakukan di kediaman Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56, pukul 10.00 
  37. Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor berita, terutama B.M Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia. 
  38. Setiap kelompok pemuda mengirim kurir untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa saat proklamasi telah tiba. 
  39.  Pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan oleh S. Suhud dan Cudanco Latif, serta diiringi lagu Indonesia Raya. 
  40. Bendera Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati Sukarno.
  41. Penghargaan kita terhadap jasa para tokoh proklamasi kemerdekaan dapat kita wujudkan dengan melakukan beberapa hal berikut. 
  42.  Berziarah ke makam para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan dan mendoakan mereka. 
    1.  Melakukan upacara peringatan kemerdekaan dengan penuh hikmat. 
    2.  Mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya dengan belajar tekun supaya kelak bisa menjadi generasi penerus yang cerdas, terampil, dan berguna bagi bangsa dan negara. 
    3.  Mempelajari riwayat para tokoh yang terlibat dalam proklamasi kemerdekaan Setelah kita mengetahui riwayat hidup para tokoh tersebut, kita bisa meneladani hal-hal positif yang telah mereka lakukan. 
  43. Tokoh-tokoh Penting Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a.    IR. Soekarno
b.    Drs. Mohammad Hatta
c.    Mr. Ahmad Soebardjo
d.    Sutan Sjahrir
e.    Sayuti Melik
f.     Ibu Fatmawati
g.    Laksamana Takasi Maeda
Tuesday, February 14, 2012 0 komentar

Bab VII. Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia

A.    Persiapan Kemerdekaan dan Proses Perumusan Dasar Negara
1.      BPUPKI
  1. Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya 
  2. 1 Maret 1945 Pemerintah Militer Jepang di Jawa, Kumakici Harada, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu zumbi Coosakai 
  3. BPUPKI dibentuk untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan negara Indonesia merdeka. 
  4. BPUPKI diresmikan pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang. 
  5. Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk menjadi ketua didampingi dua orang ketua muda, yaitu Raden Panji Suroso dan Hibangase Yosio 
  6. Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang). 
  7. Tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta  (Gedung Pancasila sekarang). 
  8. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada zaman kolonial Belanda. 
  9. Selama berdiri BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi, yaitu:
    1. Sidang resmi pertama 
      1. Sidang resmi pertama berlangsung lima hari, yaitu 28 Mei sampai 1 Juni 1945. 
      2. Pada masa sidang resmi pertama ini, dibahas dasar negara. 
      3. Masa sidang pertama BPUPKI ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila.
    2. Sidang resmi kedua 
      1. Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. 
      2. Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta. 
      3. Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya. 
      4. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu: 
        1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota) 
        2. Mr. Wongsonegoro 
        3. Mr. Achmad Soebardjo 
        4. Mr. A.A. Maramis 
        5. Mr. R.P. Singgih 
        6. H. Agus Salim 
        7. Dr. Soekiman 
      5. Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
      6. Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu: 
        1. pernyataan Indonesia merdeka           
        2. Batang tubuh 
        3. pembukaan UUD 
      7. Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta. 
      8. Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru 
      9. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI

  2. PPKI
  1. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, 
  2. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (独立準備委員会 Dokuritsu Junbi Inkai), beranggotakan 21 orang sebagai upaya pencerminan perwakilan etnis, terdiri berasal dari : 
    1. 12 orang dari Jawa,
    2. 3 orang dari Sumatra,
    3. 2 orang dari Sulawesi,
    4. 1 orang dari Kalimantan,
    5. 1 orang dari Nusa Tenggara,
    6. 1 orang dari maluku,
    7. 1 orang dari Tionghoa. 
  3.  PPKI bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. 
  4.  Badan ini beranggotakan 21 orang. Dengan susunan pengurus : 
    1. Ketua              : Ir. Soekarno 
    2. Wakil Ketua    : Drs. Moh. Hatta
    3. Anggota       
      1.  Prof. Mr. Dr. Soepomo                         
      2. Mr. Abdul Maghfar  
      3. KRT Radjiman Wedyodiningrat    
      4. R. P. Soeroso 
      5. Soetardjo Kartohadikoesoemo       
      6. Abdoel Kadir  
      7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim         
      8. Andi Pangerang  
      9. Ki Bagus Hadikusumo                 
      10. Pangeran Poerbojo 
      11.  Mr. Teuku Mohammad Hasan             
      12. A.H. Hamidan  
      13.  Pangeran Soerjohamidjojo                  
      14. Dr. GSSJ Ratulangi 
      15. Dr. Mohammad Amir                          
      16. Otto Iskandardinata 
      17. I Goesti Ketoet Poedja                      
      18. Drs. Yap Tjwan Bing 
      19.  Mr. Johannes Latuharhary  
  5. Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu :
    1. Penasehat       : Achmad Soebardjo
    2. Anggota         :
          1.  Sajoeti Melik   
          2. Ki Hadjar Dewantara   
          3. R.A.A. Wiranatakoesoema   
          4. Kasman Singodimedjo   
          5. Iwa Koesoemasoemantri   
  6. Tugas PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sehubungan dengan pemindahkuasaan Jepang pada Indonesia yang meliputi  :
      1. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang dipersiapkan BPUPKI
      2. Merumuskan dan memutuskan pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia bila saatnya telah tiba 
  7.  Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. 
  8. Setelah pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang. 
  9. Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok. 
  10. PPKI baru dapat bersidang sehari setelah proklamasi kemerdekaan. 
  11. Sidang 1 : 
    1. Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memutuskan antara lain: 
      1. mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, 
      2. memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden RI dan Drs. M. Hatta sebagai wakil presiden RI, 
      3. membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR terbentuk. 
    2. Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan oleh BPUPKI, antara lain: 
      1. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan. 
      2.  Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan yang Maha Esa. 
      3.  Pada pembukaan alenia keempat anak kalimat "Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab" diganti menjadi "kemanusiaan yang adil dan beradab". 
    3.  Pada pasal 6:1 yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam diganti menjadi Presiden adalah orang Indonesia Asli
  12. PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945. Sidang tersebut memutuskan hal - hal berikut:
    1. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
    2. Membentuk 12 departemen dan menteri - menterinya.
    3. Menetapkan pembagian wilayah Republik Indonesia atas delapan provinsi beserta gubernur - gubernurnya

3. Perumusan Dasar Negara
  1. Hal-hal yang menjadi alasan mengapa suatu dasar negara perlu dirumuskan, antara lain: 
  2. Nilai-nilai kepribadian bangsa perlu dirumuskan secara resmi.
  3. Negara memerlukan dasar untuk melangkah maju. 
  4. Selama sidang pertama BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 
  5. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara. 
  6. Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas yaitu: 
    1. peri kebangsaan 
    2. peri kemanusiaan 
    3. peri ke Tuhanan 
    4. peri kerakyatan 
    5. kesejahteraan rakyat 
  7. Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas yaitu : 
    1. Persatuan 
    2. keseimbangan lahir dan batin 
    3. kekeluargaan 
    4. keadilan rakyat 
    5. musyawarah 
  8. Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila yaitu: 
    1. nasionalisme dan kebangsaan Indonesia 
    2. internasionalisme dan peri kemanusiaan 
    3. mufakat atau demokrasi 
    4. kesejahteraan sosial 
    5. Ketuhanan yang Maha Esa
  9. Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana diperlukan dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu: 
    1. Sosionasionalisme 
    2. Sosiodemokrasi 
    3. Ketuhanan yang berkebudayaan 
  10.  Dalam masa reses (masa istirahat) antara Sidang I BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut: 
  11.  Ketua                      : Ir. Soekarno 
  12.  Wakil ketua             : Drs. Moh. Hatta 
  13.  Anggota                  :           
      1. Mr. Achmad Soebardjo 
      2.  Mr. Muhammad Yamin 
      3. KH. Wachid Hasyim 
      4. Abdul Kahar Muzakir 
      5.  Abikoesno Tjokrosoejoso 
      6.  H. Agus Salim 
      7.  Mr. A.A. Maramis 
  14. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan: 
      1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 
      2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 
      3. Persatuan Indonesia 
      4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 
      5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 
  15. Pada tanggal 17 Agustus 1945 sore, seorang opsir angkatan laut Jepang menemui Drs. Mohammad Hatta. Opsir itu menyampaikan keberatan dari tokoh-tokoh rakyat Indonesia bagian Timur atas kata-kata “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” dalam Piagam Jakarta. 
  16. Sebelum rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta dan Ir. Sukarno meminta empat tokoh Islam, yakni Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Moh. Hassan untuk membicarakan hal tersebut. 
  17. Hal ini dilakukan untuk menghindari perdebatan panjang dalam rapat PPKI. Akhirnya mereka sepakat kata-kata yang menjadi ganjalan bagi masyarakat Indonesia Timur itu diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa.”. 
  18. Pancasila Dasar Negara yang resmi adalah rumusan yang disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan itu berbunyi, sebagai berikut: 
    1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 
    2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 
    3. Persatuan Indonesia. 
    4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. 
    5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



 referensi : BPUPKIPPKIKemerdekaan , Pancasila ,
 
;